Sabtu, 05 November 2016

Nike Ardila

Biografi



Latar belakang
Nama lahir Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi
Lahir 27 Desember 1975
Bendera Indonesia Bandung, Indonesia
Meninggal 19 Maret 1995 (umur 19)
Bendera Indonesia Bandung, Indonesia
Jenis musik Blues, rock, pop rock
Pekerjaan Penyanyi, aktris, foto model
Tahun aktif 1987 - 1995
Perusahaan rekaman Musica Studio's, Polygram, Blackboard
Pasangan domestik Raden Deden Soni (kakak )
Raden Alan Yudi (kakak)
Orang tua Raden Edi Kusnadi (ayah)
Nining Ningsihrat (ibu)
Agama Islam
Situs resmi www.nikeardilla.net
Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau Nike Ardilla (lahir di Bandung, Jawa Barat, 27 Desember 1975 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 19 Maret 1995 pada umur 19 tahun) adalah seorang penyanyi, pemeran, dan model berkebangsaan Indonesia. Ia tewas pada 19 Maret 1995 ketika mobil Honda Civic yang dikendarainya menghantam beton di jalan Raden Eddy Martadinata di kota Bandung.

Sejarah

Awal karier

Nike Ardilla adalah gadis kelahiran Bandung tanggal 27 Desember 1975 dari pasangan Raden Eddy Kusnadi dan Nining Ningsihrat. Sejak kecil sudah mengawali karier dengan mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, sampai kemudian bakatnya ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Karier musiknya di dunia hiburan pun dimulai.
Tahun 1987, Ibunya memboyong Nike Ardilla ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) asuhan Djadjat Paramor. Di sana ia bertemu dengan Deni Kantong, guru menyanyinya, dan Deni Sabrie yang kemudian menjadi manajernya. Deni Kantong dan Sabrie memperkenalkannya pada Deddy Dores.
Deddy membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike yang bertajuk Seberkas Sinar yang terjual lebih dari 500.000 ribu kopi.[3] Sebelumnya Deddy Dores juga sempat menyatukan Nike dengan dua anak didik Deddy dan Deni bernama Deni Angels bersama Cut Irna dan Lady Avisha.
Tahun berikutnya Nike merilis album keduanya yang bertajuk Bintang Kehidupan yang mendapatkan sambutan luar biasa, dan terjual dengan angka yang fantastis, yaitu dua juta unit. Selanjutnya Nike merilis album-album yang menjadi best seller. Karier Nike Ardilla dalam dunia seni peran juga berjalan mulus. Nike bermain film Kasmaran yang dibintangi juga oleh Ida Iasya dan Slamet Rahardjo, 1987.
Dan juga menjadi pemeran utama di Film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat pada tahun 1990 dan terus melahirkan film-film box office sepanjang periode akhir 80-an dan awal 90-an. Nike Ardilla juga sukses dalam beberapa sinetron. Selain sebagai penyanyi dan bintang film, Nike Ardilla juga mengawali kariernya sebagai seorang model. Terbukti dengan menjadi pemenang Favorit pada ajang GADIS Sampul 1990.[4]

Dominasi

Semenjak album perdana dirilis di penghujung 1989, nama Nike Ardilla masuk kejajaran artis papan atas dan diperhitungkan. Deni Sabri Management memang mempersiapkan Nike Ardilla untuk menjadi artis multi talenta, awal pembentukan Nike Ardilla menjadi artis memang disiapkan untuk menggantikan Cut Irna yang terkenal sebagai model, Meriam Bellina bintang film papan atas, dan diva rock '80-an Nicky Astria.
Jadi menurut Deni, Nike adalah perpaduan dari Nicky Astria, Meriam Bellina, dan Cut Irna. Bahkan sebelum album perdana sukses di pasaran, Nike sudah dilibatkan dalam produksi beberapa film box office di jamannya dan kegiatan yang berhubungan dengan modeling dan show di daerah-daerah dari Aceh sampai Papua.[5] 1990 adalah awal dominasi Nike Ardilla di dunia hiburan sehubungan dengan suksesnya secara komersial album Bintang Kehidupan, yang terjual 2.000.000 unit.[butuh rujukan]
Dilanjutkan dengan terpilihnya Nike Ardilla sabagai GADIS Sampul Favorit di ajang model yang sangat bergengsi. Jadwal konsernya setiap tahun penuh, tampil di acara-acara selebritas dan ajang penghargaan, membintangi beberapa film box office, bintang iklan,[6] tampil di sampul majalah, dan sebagainya. Mungkin karier Nike Ardilla terbilang singkat (1988-1995), hanya 6 tahun. Tapi dalam waktu singkat tersebut kariernya begitu cemerlang.
Tidak hanya di bidang musik saja Nike berkiprah, industri film tanah air pun tidak mau ketinggalan menggunakan Nike Ardilla sebagai pemeran utama di film-filmnya. Puluhan film box office dihasilkan Nike, bahkan film daerah paling laris, Kabayan, yang di bintangi Paramitha Rusady sebagai tokoh wanita utamanya, digantikan oleh Nike Ardilla. Nike juga sempat tampil di salah satu sinetron dengan rating tinggi arahan sutradara Putu Wijaya yang berjudul None, juga bersama Paramitha Rusady. Puluhan iklan pun telah dihasilkan Nike Ardilla.

Kematian

Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di Jalan Raden Eddy Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal.
Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya. Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang di antaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum jus jeruk.
Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan napasnya yang terakhir.
Ia meninggal dunia di saat popularitasnya sedang memuncak. Meski sudah wafat Namun Nike Ardilla Masih produktif mengeluarkan album, meskipun albumnya masih sama, hanya berganti cover saja. Sukses luar biasa yang ditorehkan lewat album Bintang Kehidupan, Membuat Deddy Dores menerapkan formula yang sama untuk album selanjutnya Nyalakan Api. Bisa dibilang Lagu jagoan di album ini Nyalakan Api secara tema dan progres lagunya mirip lagu Bintang Kehidupan.
Hasilnya, album ini pun laris manis di pasaran dan terjual mencapai 1,7 juta keping. Album ini didukung oleh banyak musisi-musisi ternama di jamannya. Sebut saja Ikang Fawzi, Deddy Dhukun, Doddy Lesmana, Dommy Allen, Teddy Riady dan Wildan. Meskipun angka penjualannya tak sedahsyat album Bintang Kehidupan namun album ini tetap meraih BASF AWARD sebagai album pop rock terlaris 1991.
Lagu Nyalakan Api terdengar di mana mana dan merajai tangga lagu di radio-radio tanah air.[7] Selama sejarah dunia hiburan Indonesia ada, hanya Nike Ardilla artis satu-satunya yang mendapatkan penghormatan paling tinggi di mana setiap tanggal kelahirannya dan kematiannya selalu diperingati.[8]

Pasca kematian

George Quinn, Dekan dari Fakultas Studi Asia di Universitas Nasional Australia melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Jawa yang melakukan ziarah. Dan penghormatan biasanya dilakukan masyarakat Jawa kepada para orang suci Muslim seperti Wali Songo. Dan melihat penghormatan dan banyak bukti-bukti, hanya Nike Ardilla tokoh yang lahir di kebudayaan pop yang memiliki atau mempunyai penghormatan setara dengan para Wali Songo tersebut yang lahir di kebudayaan Gamelan.
Setiap tahun bahkan sampai 15 tahun wafatnya Nike Ardilla, ribuan orang telah melakukan ziarah baik itu sehari-hari atau setiap tanggal kematiannya dan tanggal kelahirannya Nike Ardilla. Maka dengan hal tersebut dapatlah di sebutkan kalau hanya Nike Ardilla yang menjadi bukti kegemilangan budaya pop. Di mana semenjak awal kariernya, berbagai poster Nike menghiasi ruang publik, baik itu kafe, bus, tv, sekolah, dan sebagainya.
Bahkan setelah kematiannya pun nama Nike Ardilla masih mengisi ruang-ruang publik. Buktinya, tempat-tempat suci didirikan seolah-olah mentasbihkan kalau Nike Ardilla adalah pahlawan dan tokoh baru pada zaman ini, Nike Ardilla resto and Gallery dibangun untuk mengenangnya di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Bagaikan museum, makamnya selalu ramai dikunjungi semua kalangan. Tidak salah kalau George Quinn mentasbihkan Nike Ardilla setara dengan Para wali. 15 tahun kematiannya masih mampu mengisi ruang-ruang publik hingga saat ini.[9][10]

Pengaruh

Tak lama setelah kematianya nama Nike Ardilla justru menjulang. Publik masih terus membicarakan Nike Ardilla. Majalah Asia Week menafsirkan Nike dalam sebuah kalimat satir In Dead She Soared atau "Dalam Kematian Dia Bersinar". Setiap tahunnya ribuan penggemar yang tergabung dalam Nike Ardilla Fansclub melakukan ritual khusus pada tanggal 19 Maret dan 27 Desember yaitu berziarah ke makam dan mengadakan acara mengenang Nike seperti memutarkan film-film Nike dan menyanyikan lagu-lagu Nike di Bandung, tempat kelahiran dan tempat berpulangnya Nike.
Sebuah museum juga didirikan di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung. Semua barang-barang Nike tersimpan di sana, seperti pakaian yang dikenakannya saat kejadian dan replika kamar Nike Ardilla. Selain itu, hampir semua album rekaman lagu-lagu Nike berhasil memperoleh penghargaan, terutama dari segi penjualan. Dalam rentang waktu yang relatif pendek, dia berhasil mengembangkan demikian jauh popularitas dan fanatisme penggemarnya bahkan melampaui apa yang diperoleh penyanyi terkenal yang sudah berkiprah puluhan tahun di dunianya.
Di Sulawesi Barat terdapat sebuah rumah makan dengan nama Rumah Makan Nike Ardilla yang berlokasi di Wonomulyo, Polewali Mandar. Setiap harinya, rumah makan tersebut memutarkan lagu-lagu Nike.[11]

Diskografi

Album penuh

Kompilasi

Singel & soundtrack

Penampilan internasional

  • Konser Battle Of The Bands di Stadium Negara, Kuala Lumpur (2 Februari 1989)
  • Konser Battle Of The Bands jelajah Malaysia (1 Maret 1990)
  • Konser Terbuka Ella & The Boys di Panggung Anniversari, Kuala Lumpur (1 Mei 1990)
  • Konser nike ardilla di Stadium Indra Mulia, Ipoh, Perak (18 April 1991)
  • Konser Seni & Suara, bersama Ramli Sarip & Lefthanded di Stadium Negara, Singapura (19 Januari 1992)
  • Konser Rock Salem, bersama MAY & BPR di Stadium Negara, Kuala Lumpur (8 September 1992)
  • Konser Biarlah Aku Mengalah di Kuala Lumpur, Malaysia (3 Januari 1993)
  • Konser Hari Valentine Bersama Ella dan Nike Ardilla di Stadium Negara, Kuala Lumpur (14 Februari 1993)
  • Konser Solo Nike Ardilla, bersama Cromok di Tapak Pesta Shah Alam, Selangor (10 Juni 1993)
  • Konser Solo Nike Ardilla di Stadium Tertutup, Singapura (20 Oktober 1993)
  • Konser Tahun Baru Bersama Zainal Abidin,Ella dan Nike Ardilla (1Januari 1994)
  • Konser Duri Terlindung jelajah Malaysia (21 Februari 1994)
  • Konser Demi Nike Ardilla jelajah Malaysia (2 Januari 1995)
  • Konser Rock Orkestra DBKL di Kuala Lumpur (10 Januari 1995)
  • Konser Bulldozer bersama artis-artis rock (19 Januari 1995)
  • Festival Rentak Asia di Stadium Nasional, Bukit Jalil, Kuala Lumpur (21 Januari1995)
  • Konser Rentaq Serantau, bersama Search & artis-artis Indonesia di Stadium Malawati, Shah Alam, Selangor (3 Februari 1995)
  • Sunday Nite Live di Planet Hollywood, Kuala Lumpur (25 Februari 1995)

Serba-serbi

Rekor

  1. 20 Tahun kematiannya masih diperingati dan belum ada artis yang meninggal di Indonesia mempunyai pencapaian seperti ini.[12][13]
  2. Setiap Hari Kelahirannya selalu diperingati sama seperti peringatan Hari Kartini.[14][15]
  3. Nike Ardilla merupakan tokoh satu-satunya Lintas profesi yang setelah hampir puluhan tahun meninggalnya menjadi Cover tabloid dan atau Majalah berkali-kali, di Indonesia. Terakhir menjadi Cover Tabloid Genie 2 kali berturut-turut di Genie Edisi 36 & 38 Tahun VI bulan Maret 2010.[16][17]
  4. Tokoh Selebrtiti satu satunya yang masih menjadi headline berita di semua media massa.[18][19][20]
  5. Kematian Nike Ardilla adalah berita paling heboh dan paling menggemparkan dalam sejarah pertelevisian Indonesia, berita kematianya di tayangkan selama 3 bulan berturut-turut, bahkan berita kematian Putri Diana pada tahun 1997 di Indonesia-pun tak dapat menyainginya.
  6. Dikutip dari buku "100 Perempuan Paling Berpengaruh Di Indonesia, Nike Ardilla menduduki peringkat 4 dari 100 perempuan tersebut. Dia berpengaruh karena: kegiatan amal yang ia lakukan di seluruh penjuru Indonesia, nyaris semua remaja perempuan meniru dia, mulai dari gaya rambut hingga cara berpakaiannya. Nike Ardilla adalah icon dari aliran musik slow rock, buktinya setelah kematian Nike Ardilla pada tahun 1995 akibat kecelakaan musik slow rock tak lagi berjaya.
  7. Nike Ardilla bersama sembilan tokoh musik lainnya mendapatkan penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia dari PAPPRI, kesembilan tokoh musik tersebut adalah sebagai berikut : Gombloh, Nike Ardilla, Titiek Puspa, Anggun, Iwan Fals, Ebiet G Ade, Titiek Sandhora, Deddy Dores, Broery Marantika, Rhoma Irama

Trivia

  • Tinggi badan Nike Ardilla adalah 165 sentimeter dan berat 50 kilogram.
  • Hobi Nike Ardilla adalah musik, berenang, dan bulutangkis.
  • Makanan kesukaannya adalah hamburger, mie bakso, dan jengkol goreng.
  • Minuman kesukaannya adalah Coca-Cola dan Yogurt.
  • Nike mempunyai beberapa nama kecil antara lain Nike, Neneng, Keke, dan Amoy.
  • Mobil Honda Genio yang dipakai Nike saat kecelakaan berhasil dilelang seharga Rp 100 juta oleh seorang gadis bernama Lia Nathalia yang kini juga menjadi penyanyi.
  • Pada acara 40 hari meninggalnya Nike Ardila diadakan doa bersama di gedung Balai Sartika Bandung pada tanggal 26 April 1995. Acara yang merupakan bagian dari peringatan empat puluh hari meninggalnya Nike Ardilla dihadiri sekitar 200-an tamu undangan, termasuk puluhan artis ibu kota yang khusus datang dengan dua bus besar serta rekan-rekan dari PAPRI dan HAPMI Jawa Barat. Dalam peringatan ini hadir pula keluarga Nike.
  • Pada 40 hari itu juga, makam Nike dikunjungi oleh lebih dari lima ribu penggemar.
  • Bangunan makam Nike Ardila boleh dibilang amat megah. Tak berbeda dengan makam tokoh-tokoh nasional yang amat penting, makam Nike juga dilindungi bangunan cukup berundak-undak yang terbuat dari beton yang atapnya disangga empat pilar kukuh. Makamnya sendiri seluruhnya dilapis oleh kayu yang khusus di datangkan dari Kalimantan Timur. Makamnya juga di pagari tembok yang penuh tulisan kata-kata kenangan untuk Nike Ardilla, termasuk puisi dan doa-doa dari penggemar.
  • Nike Ardilla menjadi satu-satunya artis Indonesia yang kematiannya selalu diperingati oleh para fansnya. Di luar hal semacam ini terjadi pada John Lennon, Marilyn Monroe, atau Bruce Lee.
  • Nama panggung Nike Ardilla sebelumnya adalah Nike Astrina yang diambil dari nama seniornya, Nicky Astria, Ini karena corak musik keduanya sama dan Nicky Astria juga adalah besutan Deddy Dores
  • Tak cuma mencari penyanyi yang wajahnya mirip, bahkan Deddy Dores juga memirip-miripkan nama penyanyi orbitan barunya. Salah satunya bernama Dike Ardilla . Sayang, lagu-lagu Dike Ardilla tidak berhasil meledak di pasaran
  • Video klip sandiwara cinta versi kedua atau lebih dikenal oleh para fansnya sebagai "versi Monroe" adalah video klip terakhir Nike semasa hidup dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Menampilkan Nike yang sekilas terlihat seperti idolanya, Marilyn Monroe. Syutingnya dimulai 10 hari sebelum Nike meninggal. Video ini sebetulnya belum selesai digarap, namun karena Nike kemudian meninggal, Rizal mengubahnya menjadi seperti sebuah video dokumenter Nike sepanjang kariernya. Setelah kematiannya, video klip lagu Nike Ardila biasanya menampilkan model yang mempunyai wajah mirip dengan dirinya.

Nike Ardilla dalam budaya pop

Film

Sinetron

  • Drama Seri Pondokan (1987)
  • Opera Anak Juang Indonesia (1988)
  • Senandung Senja (TVRI) - (1991)
  • Bunga Kampus (TVRI) - 1992
  • Sukreni Gadis Bali (RCTI) - 1992
  • Trauma Marissa (SCTV) - 1993
  • Saputangan dari Bandung Selatan (SCTV)) - 1993
  • None (MNCTV) - 1 November 1993 - 27 Desember 1994
  • Ceplas Ceplos (MNCTV) - (1994)
  • Jalur Putih (Indosiar) 23 Februari 1994 - 31 Maret 1994
  • Warisan Darah Biru I & II (RCTI) - 1994 - 1995
  • Sekelam Dendam Marissa (1995)
  • Jalur Putih (Indosiar) 1995
Riwayat di atas bersumber di "https://id.wikipedia.org/wiki/Nike_Ardilla''
                                             "Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas"
Saya atas nama Adam Marzuki meng-Copy ini semua hanya untuk pribadi saya karna saya cinta dengan sosok Almh. Nike Ardila apabila ada yg tidak berkenan saya mohon maaf yang sebesar besarnya.
Terima Kasih

Kamis, 27 November 2014

Cristiano Ronaldo

Video All freekick CR7

Cerita Rakyat Bengkulu "Ular Kepala Tujuh siPenunggu Danau Tes"


Ular Kepala Tujuh siPenunggu Danau Tes
            Hilangnya Putra Mahkota Gajah Meram dan Istrinya Putri Jenggai, secara miterius di pemandian kerajaan Aket di tepi Danau Tes menggemparkan isntana kerajaan Kutei Rukam. Mereka memang sedang menjalani upacara mandi berendam di pemandian itu. Upacara itu merupakan salah satu rangkaian upacara pernikahan antara Putra Mahkota kerajaan Kutei Rukam dan Putri Jenggai dari kerajaan Suka Negeri.
            Raja kerajaan Kutei Rukam, raja Bikau Bermano, berinisiatif mengadakan pertemuan darurat. Pertemuan itu dihadiri para petinggi dari kerajaan, bendahara, para hutabalang, dan tujuh orang putranya. Kecemasan tampak jelas di raut wajah sang Raja karena anak dan menantunya hilang tanpa jejak.
            “Terima kasih saya ucapkan kepada kalian semua yang sudi menghadiri pertemuan darurat ini. Seperti yang telah kalian ketahui dari kabar yang sudah beredar luas, baik di lingkungan istana maupun di masyarakat luas bahwa Putra Mahkota dan istrinya hilang begitu saja di tepi Danau Tes. Adakah yang dapat memberikan pandangannya mengenai masalah ini?” tanya Raja sambil mengalihkan pendangannya menyapu semua yang hadir di ruang sidang istana. Sang raja sangat berharap ada setitik informasi atau jalan keluar yang dihasilkan melalui pertemuan itu.
            “Maaf, Baginda Raja. Hamba adalah hulubalang yang bertugas bersama tiga orang pengawal kerajaan yang bertanggung jawab  menjaga keselamatan Putra Mahkota dan Putri Jenggai. Sementara keduanya berendam,kami berjaga-jaga di depan pemandian. Akan tetapi, hingga matahari tambah tinggi, mereka belum selesai juga. Hambalah yang masuk ke pemandian untuk memastikan keadaan mereka. Hamba sangat terkejut mendapati  Putra Mahkota dan Putri Jenggai tidak ada di pemandian, padahal kami yang menjaga diluar tidak mendengar adanya suara keributan. Hamba dan semua pengawal menyusuri tepian danau untuk mencari mereka. Hasilnya seperti yang Baginda Raja ketahui. Putra Mahkota dan Putri Jenggai belum ditemukan hingga kini,” jelas hulubalang yang usianya hampir separuh baya.
            “aneh memang. Sampai-sampai penjaga yang dekat di lokasi pemandian pun tidak mendengar sesuatu saat putra dan menantuku menghilang,” gumam sang Raja.
            “Ampun, Baginda. Hamba ingin menyampaikan pendapat hamba. Mungkin saja, Putra Mahkota dan Putri Jenggai diculik olehUlar Raksasa berkepala Tujuh yang menghuni dasar Danau Tes. Pendapat hamba ini didasarkan pada cerita-cerita dari tun tuai  (orang tua-tua). Menurut mereka, raja ular itu sangat sakti, licik, kejam dan suka mengganggu beberapa orang yang sedang mandi di Danau Tes,” ujar hulubalang lainnya turut menyumbang pendapatnya.
            Mendengar raja ular sakti disebut-sebut, suasana pertemuan menjadi gaduh dan ramai. Masing-masing bercerita tentang keberadaan ular sakti itu kepada orang di samping kanan dan kirinya di ruang rapat itu. Ada yang bercerita tetangganya yang di ganggu, saudara, atau orang penting di desanya. Akan tetapi, tidak satupun dari mereka yang pernah menyaksikannya atau sekeda berurusan langsung dengan raja ular di Danau Tes itu. Mereka salin bertukar kabar burung yang belum jelas kebenarannya. Pada dasarnya, cerita Raja ular yang sakti dan suka mengganggu itu bukanlah halyang baru bagi mereka. Melihat suasana rapat yang gaduh, sang Raja kembali bertatih. Sekejap, para peserta pertemuan langsung terdiam.
            “Jika benar apa yang kamu katakan hai Hulubalang, siapakahyang mampu menandingi si Raja ular serta membebaskan Putra Mahkota dan istrinya dari cengkramannya?” tantang baginda Raja kepada semua yang hadir dalam pertemuan itu. Mendengar tantangan sang baginda, para peserta pertemuan saling pandang. Prtanyaan itu merupakan pertanyaan yang sulit di jawab.
            “Maaf Ayahanda, izinkan Ananda pergi ke sarang Raja ular itu untuk menumpasnya dan membawa kakak dan istrinya kembali pulang,” ujar putra Bungsu sang Raja yang bernama Gajah Merik. Kedua tangannya mengepal.
            Sang Raja tidak serta merta mengabulkan keinginan Gajah Merik. Di matanya, putra bungsunya itu sangatlah muda belia. Usianya baru Tiga Belas tahun. Penguasaan ilmu pengetahuan dan ilmu kesaktian tidaklah diragukan lagi, tetapi menantang Raja ular yang sakti itu soal lain. Dipandanginya kembali lekat-lekat raut wajah Gajah Merik. Dari sorot matanya, sang Raja melihat semangat yang menggebu-gebu,keberanian yang luar biasa, serta kekerasan hatinya. Tidak sampai hati sang Raja mematikan itu semua hanya karena dia masih sangat belia sehingga tidak di beri izin.
            “Maaf Ayahanda. Sekali lagi, izinkanlah hamba menumpas Raja ular itu.” Ujar Gajah Merik mengulang perkataannya karena sang baginda tidak segera menanggapi keinginannya.
            Sebenarnya, bukan hanya Raja yang terkejut mendengar perkataan putra bungsu, para peserta juga sangat terkejut. Sebab, usianya masih sangat muda, tetapi dialah yang paling berani diantara putra-putra Raja lainnya.
            “Baiklah, anakku Gajah Merik. Ayahanda izinkan ananda pergi memerangi Raja ular dan menyelamatkan kakakmu serta istrinya, tetapi ada satu syarat yang harus ananda penuhi. Ananda harus bertapa terlebih dahulu di Tepat Topes selama tujuh hari tujuh malam untuk mendapatkan senjata pusaka sebagai bekal dalam menghadapi kesaktian Raja ular,” ujar Raja Bikau Bermano.
            “Ananda patuh memenuhi syarat itu, Ayahanda,” kata Gajah Merik singkat saja. Tekadnya sudah bulat suhingga syarat yang di lontarkan sang Raja bukanlah suatu hal yang memberatkannya.
            “kepala pengawal, siapkan empat pengawal terbaik untuk mengamankan dan mengawal putraku Gajah Merik bertapa di Tepat Topes, yaitu suatu wilayah di antara Ibu Kota kerajaan Suka Negeri dan kampung Baru, titah sang Raja kepada pengawal.
            “Siap Baginda. Hamba akan melaksanakan titah baginda itu dengan sebaik-baiknya,” sahut sang kepala pengawal patuh.
            Esok harinya, Gajah Merik yang dikawal empat pengawal terbaik kerajaan berangkat ke tempat pertapaan. Tiba di Talang Macan, Gajah Merik memutuskan berpisah dengan para pengawalnya. Dia selanjutnya meneruskan perjalanan ke Tepat Topes dan bertapa disana. Usai menuntaskan tujuh hari tujuh malam bertapanya, Gajah Merik mendapatkan dua senjata pusaka. Senjata pertama adalah sebilah keris yang memiliki kesaktian sebagai penuntun Gajah Merik menyelam ke dasar Danau layaknya berjalan normal seperti di daratan. Senjata kedua adalah sehelai selendang  yang dapat berubah wujud menjadi pedang jika diucapkan mantra khusus.
            Gajah Merik segera turun  dari pertapaannya menuju Talang Macan untuk bergabung dengan pengawalnya dan kembali ke istana. Ketika dari kejauhan Gajah Merik sudah melihat para pengawalnya, dia berubah pikiran. Gajah Merik sudah tidak sabar ingin langsung ke tepi Danau Tes sendirian saja. Oleh karena itu, dia menyelam ke sungai Air Ketahun. Tubuhnyapun tidak tersentuh air.
Gajah Merik sampai di Danau Tes tanpa memakan waktu yang lama. Dia langsung terjun ke dasar tempat pemandian kerajaan di tepi Danau Tes. Tepat di dasar danau, Gajah Merik menemukan gerbang istana Raja ular. Gerbang itu dijaga ular-ular besar penjaga istana. “Heh...siapa kamu? Berani sekali memasuki wilayah Raja ular. Mencari mati, kamu ya? Bentak ular pengawal garang. Sesungguhnya, ular pengawal itu kaget bukan kepalang berjumpa anak manusia yang berhasil menyusup ke istana Raja ular yang letaknya ada di dasar danau. Pasti, anak ini memiliki kesaktian yang luar biasa, pikirnya dalam hati. Pikirannya itu telah melemahkannya sehingga para ular pengawal itu berhasil dilumpuhkan Gajah Merik dengan sekali pukul.
            “Saya Gajah Merik, kalianlah yang mencari mati jika berani menghalangi saya bertemu dengan Rajamu. Rasakan ini,” gertak Gajah Merik membalas bentakan ular pengawal. Gajah Merik menyerang para ular pengawal dan berhasil mengalahkan mereka dengan mudah. Setelah mengalahkan ular pengawal di gerbang istana, Gajah Merik menerobos kedalam istana yang berbentuk gua yang besar  dan luas. Sebelum ketempat Raja ular berada, rupanya Gajah Merik harus melalui enam gerbang yang dijaga ketat para ular pengawal yang kuat dan sakti. Gajah Merik berhasil melalui enam gerbang itu dan sampailah ke kediaman Raja ular. Asap tebal menggulung  di hadapan Gajah Merik. Seiring menipisnya asap, wujud ular raksasa berkepala tujuh menyeruak. Wujudnya sangat besar suaranya menggema dan menggetarkan dinding-dinding istana, dan sangat menakutkan. “Rupanya kamu bocah tengik yang berani mengacak-ngacak istanaku. Sudah bosan hidup kamu?!!” ancam Raja ular marah luar biasa. Suaranya menggelegar. Meneggakkan bulu kuduk bagi yang mendengarkannya. Berhadapan langsung dengan Raja ular raksasa berkepala tujuh tidaklah menyurutkan langkah Gajah Merik. Di acungkanlah keris sakti miliknya sebagai tanda Gajah Merik menantang Raja ular itu berduel dengannya. “Hei...makhluk terkutuk, saya datang untuk melenyapkanmu dari muka bumi ini sekaligus membawa pulang Putra Mahkota dan istrinya yang telah kau culik dan kau sembunyikan dalam istanamu ini!” teriak Gajah Merik tidak kalah hebat gertakannya kepada wujud ular raksasa di hadapannya. “ha...ha..lucu sekali ucapanmu itu, bocah tengik.! Aku berjanji akan menyerahkan Putra Mahkota dan istrinya itu jika kamu dapat menghidupkan kembali para ular penjaga yang telah kau tumpas tadi. “kemudian, tujuh kepala ular itu merunduk dan mendekat ke arah wajah Gajah Merik sambil berkata pelan,” dan tentu saja kau harus mengalahkanku,” ujar Raja ular meremehkan Gajah Merik. Usai berkata demikian, Raja ular tertawa terbahak-bahak sampai-sampai tubuhnya berguncang-guncang. “Tertawalah sampai puas, hai Raja ular yang sombong.! Lihatlah ini!,” teriak Gajah Merik. Dikebutkannya selendang yang sedari dari bertengger di bahu kirinya. Dalam sekali kebutan, para ular penjaga yang telah tewas  hidup kembali. Melihat kesaktian Gajah Merik yang luar biasa itu, tawa Raja ular terhenti berganti berang. Harga dirinya seperti diinjak-injak  oleh seorang anak kecil. Diserangnya Gajah Merik dengan jurus andalannya. Kini, sang Raja ular menyadari dirinya tidak boleh main-main lagi dalam menghadapi Gajah Merik. Perkelahian antara Gajah Merik dan Raja ular berlangsung sangat sengit. Mereka saling serang, saling terjang, dan saling adu kesaktian. Sampailah pada hari kelima, Raja ular mulai terlihat kelelahan. Energinya mulai terkuras, sedangkan Gajah Merik masih tetap prima dan tambah digdaya. Pukulan dan serangan Gajah Merik beberapa kali mengenai sasaran. Pertahanan Raja ular mulai kedodoran disana sini. Sampailah pada puncaknya, Gajah Merik ingin mengakhiri perkelahian yang sangat melelahkan itu. Dimantrainya selendang sihingga berubah menjadi pedang yang mampu mencederai tubuh Raja ular. Raja ular terhuyung surut mundur beberapa langkah ke belakang. Wujudnya bersalin rupa ke wujud sosok manusia. Kaki kirinya terluka parah terkena  sabetan pedang. Dilambai-lambaikan kedua tangannya tanda menyerah. Gajah Merik menolong dan mendudukkannya. Raja ular mengaku kalah dan mengatakan suatu tempat dalam istana tempat Putra Mahkota dan istrinya disandera. Gajah Merik bergegas ke tempat yang dimaksud dan berjumpa dengan kakaknya. Sementara itu, Raja ular duduk bersemedi berusaha mengobati lukanya.
            Di tempat lain di istana kerajaan Kutei Rukam, Raja dan permaisurinya dilanda kecemasan yang mendalam. Setelah putra sulungnya menghilang, tiada kabar pula tentang putra bungsunya. Seharusnya setelah tujuh hari tujuh malam bertapa, Gajah Merik kembali ke istana, tetapi hingga kini belum kelihatan batang hidungnya. Hingga beberapa hari kemudian, datanglah kabar yang membahagiakan hati dan melegakan. Seorang pengawal berlari tergesa-gesa ingin segera mengabarkan kepada sang Raja, Putra Mahkota Gajam Meram dan istrinya Putra Jenggai, serta Gajah Merik telah muncul ke permukaan Danau Tes dengan selamat. Rupanya setelah bertapa, Gajah Merik langsung ke tempat Raja ular. Setelah sampai kabar gembira itu ke telinga sang Raja, istana disibukkan dengan upacara penyambutan.
            Sorak-sorai kemenangan mengiringi langkah Putra Mahkota Gajah Meram dan istrinya Putri Jenggai, serta Gajah Merik menuju istana. Wajah ketiganya sumringah karena telah terbebas  dari kungkungan Raja ular. Setibanya di istana, mereka di sambut  dengan upacara penyambutan. Peluk cium mewarnai kepulangan mereka. Pada saat yang berbahagia itulah,  Raja menobatkan Putra Mahkota Gajah Meram menjadi Raja menggantikan dirinya. Gajah Meram menolak penobatan itu. Menurutnya, adik bungsunyalah yang lebih berhak menjadi Raja.
            “Ayahanda, bukanlah ananda berlaku lancang. Gajah Meriklah yang lebih pantas menjadi Raja. Karena dengan jiwa kepahlawanannya, dia memberikan sumbangsih yang besar  kepada kerajaan ini serta keberaniannya dapat menyelamatkan ananda dan Putri Jenggai,” tutur Gajah Meram dengan penuh bijaksana. Baginda Raja menyetujui usulan Gajah Meram. Baginda Raja memahkotai dan menobatkan Gajah Merik menjadi seorang Raja. Kemudian, Gajah Merik menunjuk Raja ular dan para pengawal menjadi hulubalang kerajaan.
            Kisah heroik Gajah Merik bertempur dengan Raja ular melahirkan legenda tentang ular raksasa berkepala tujuh sebagai penunggu Danau Tes. Oleh karena itu, hingga kini masyarakat Lebong tidak berani mengatakan hal yang tidak-tidak saat melintasi Danau Tes.  

Cerita Rakyat Bengkulu "Asal Mula Danau Tes"


Asal Mula Danau Tes
            Siang itu, beberapa tokoh masyarakat Dusun Kutei Donok, Tanah Ranah Sekalawi (kini, bernama daerah Lebong) memenuhi undangan sang ketua Adat untuk Bermusyawarah memecahkan masalah penting. Sebenarnya, para tokoh masyarakatlah yang mendesak ketua Adat untuk segera menggelar musyawarah untuk menyelesaikan masalah tentang pekerjaan yang sedang dilakukan si Orang Sakti. Si Orang Sakti yang dimaksud itu sering dijuluki sebagai siPahit Lidah oleh masyarakat setempat karena apa yang dikatakannya selalu menjadi kenyataan.
            “Saya sedikitnya sudah mendengar permasalahan siPahit Lidah itu, tetapi hanya berupa cerita dari mulut ke mulut. Nah, saya ingin mendengar sendiri duduk masalahnya agar kita dapat segera menemukn penyelesaiannya. Silahkan, siapa yang akan maju berbicara mewakili tokoh-tokoh masyarakat dusun?” tanya sang ketua Adat membuka Permusyawarahan itu.
            “Begini, Tuan Ketua Adat yang kami segani dan hormati. Tiga hari yang lalu, siPahit Lidah berangkat untu membuka lahan persawahan baru di Baten Kawuk. Daerah ini berada lima kilometer dari dusun kita,” tutur perwakilan tokoh masyarakat.
            “tunggu dulu. Ya, tiga hari yang lalu dia memang kesini. siPahit Lidah meminta izin kepada saya untuk membuka lahan di Baten Kawuk dan tentu saja saya izinkan. Ada yang salah?” sela ketua Adat.
            “Pemberian izinnya tidak salah Tuan Ketua Adat. Letak salahnya ialah dari cara kerja siPahit Lidah. Ketika dia berhasil membuka lahan, dia mulai mencangkul lahan itu. Tanah hasil cangkulan lahan dibuangnya ke Sungai Air Ketahun, sedangkan luas lahan garapannya kurang lebih stengah hektar. Jika kita tidak menghantikan kerja siPahit Lidah, tanah hasil cangkulan akan membendung sungai Air Ketahun. Sungai akan meluap, lalu menenggelamkan dusun kita ini,” jelas perwakilan tokoh masyarakat. Tokoh-tokoh lainnya terdengar ribut membenarkan apa yang dikatakan wakil mereka itu.
            “Mohon semuanya tenang,”  kata ketua Adat. “Saya sudah mengerti permasalahannya. Sekarang, mari kita bermusyawarah mencari cara untuk menghentikan kerja siPahit Lidah. Siapa yang mempunyai usul? Silahkan dikemukakan.”
            Para tokoh kembali tenang. Satu per satu menyampaikan usulannya. Setelah setengah jam bermusyawarah, mereka menetapkan satu keputusan bahwa dua orang akan diutus untuk menemui siPahit Lidah dan menyampaikan kabar bohong yang dapat menghentikan kerja siPahit Lidah.
            Di tempat lain di Baten Kawuk, siPahit Lidah tidak menyadari bahwa dirinya sedang dibicarakan ketua Adat Dusunnya dan para tokoh masyarakat. Tiga hari yang lalu, dirinya berpamitan kepada anak lelakinya untuk pergi bekerja membuka lahan persawahan baru. siPahit Lidah meminta anaknya untuk menjaga rumah dengan baik selama dia pergi. Kemudian, siPahit Lidah meminta izin kepada sang katua Adat. Setelah semuanya beres, siPahit Lidah pun berangkat menuju Baten Kawuk dengan membawa perlengkapan yang diperlukan selama membuka lahan, seperti kapak, cangkul, dan parang.
            Setibanya dilahan kosong di tepi sungai Air Ketahun, siPahit Lidah mulai bekerja. Selama dua hari, dia berhasil menebang pohon dan membabat semak belukar pada lahan seluas setengah hektar. Padahal lahan seluas itu, rata-rata orang di Dusunnya sanggup menyelesaikannya selama tujuh hari. siPahit Lidah tersenyum pada dirinya sendiri yang sanggup bekerja sangat cepat.
             Pada hari ketiga, siPahit Lidah sudah memperoleh lahan baru yang cukup luas. Dicangkulnya lahan itu dengan penuh semangat. Hasil tanah cangkulannya itu dibuang ke aliran sungai Air Ketahun. Dia tidak menyadari bahwa apa yang diperbuatnya itu menyumbat aliran sungai dan akibat fatalnya adalah air meluap menenggelamkan dusunnya.
            Seperti hari-hari sebelumnya pada hari keempat, siPahit Lidah masih bersimbah keringat mencangkul lahan bakal persawahannya. Tiba-tiba, datanglah dua utusan ketua Adat dan para tokoh masyarakat di dusunnya.
            “Pahit Lidah, kami datang mengunjungi hendak mengatakan sesuatu buruk telah menimpa anakmu. Anakmu telah tiada karena terserang sakit demam tinggi secara mendadak. Pulanglah dan tinggalkan pekerjaanmu sekarang juga,” kata salah seorang dari utusan.
            Entah mengapa dalam diri siPahit Lidah meyakini bahwa anaknya baik-baik saja dan tentu saja dia tidak mempercayai kabar yang dibawa dua orang utusan itu.
            “Maaf, aku percaya anakku baik-baik saja. Aku tetap disini. Pekerjaanku sangat banyak,” tolak siPahit Lidah singat.
            Pulanglah dua utusan tersebut tanpa hasil. Mengetahui hal demikian, ketua Adat tidak pantang mundur. Keesokan harinya, dia mengutus kembali dua orang lagi  untuk membawa kabar bohong guna membujuk siPahit Lidah. Akan tetapi, siPahit Lidah teguh pada pendiriannya bahwa anaknya dirumah dalam keadaan baik-baik saja sehingga dia menolak meninggalkan pekerjaannya.
            Akhirnya, sang ketua Adat bersama beberapa tokoh masyarakatlah yang pergi menemui siPahit Lidah untuk mengabarkan kabar bohong itu. Karena menaruh rasa hormat kepada ketua Adat, siPahit Lidah mempercayai kabar tentang kematian anaknya.
            “Karena tuan ketua Adat yang terhormat  yang megabarkannya, hamba percaya bahwa anak hamba telah meninggal dunia,” tutur siPahit Lidah.
            “Ya..ya.. segera pulanglah kalau begitu,” kata ketua Adat sambil menepuk bahu siPahit Lidah dan berpamitan kembali ke dusun.
            Sesaat setelah ketua Adat berlalu, tersadarlah siPahit Lidah tentang apa yang telah diucapkannya. Anaknya yang tadinya baik-baik saja dirumah, kini telah benar-benar tiada karena telah meluncur dalam perkataannya saktinya bahwa anaknya telah meninggal dunia. Betapa hancur perasaan siPahit Lidah. Nasi telah menjadi bubur. Tidak mungkin siPahit Lidah menarik kembali ucapannya itu. Dengan jengkel, siPahit Lidah merampungkan pekerjaannya. Terus-menerus dia mencangkul dan membuang tanah cangkulannya ke sungai Air Kutahu, lantas lantas terburu-buru pulang ke dusunnya.
            Benar saja, siPahit Lidah menemukan anaknya telah meninggal dunia. Dipangku jasad anaknya sambil berbisik meminta maaf kepada anaknya itu. Warga dusun yang mendengar kabar duka segera berdatangan ke rumah siPahit Lidah dan membantu pemakaman anaknya.
            Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, tanah hasil cangkulan siPahit Lidah yang di buang ke sungai Air Ketahun membendung aliran airnya dan terbentuklah danau besar yang sekarang dinamakan sebagai Danau Tes. Danau Tes adalah danau terbesar di Provinsi Bengkulu. Pemandangan yang indah dan asri melingkupi suasana Danau Tes. Danau Tes terbentang di antara Dusun Kutei Donok dan Tes, kecamatan Lebong Selatan, kabupaten Lebong.

Jumat, 14 November 2014

Puisi IBU

                     I B U

Ibu, kasihmu sepanjang masa
Tak bisa ku balas dengan air tuba
Meskipun harta yang berlimpa
Tak ada yang bisa
Membalas semua

Ibu, terima kasih untuk Do'a mu
Atas semua yang kau lakukan padaku
Mungkin hanya Do'a
Yang bisa membalasnya
Dan Surga adalah tempatnya

Cipt : Adam Marzuki (@AdamMarzuki07)

Kamis, 13 November 2014

Puisi Sebuah Do'a Untuk Pahlawan

Sebuah Do'a Untuk Pahlawan

Jasamu begitu besar untuk Negeri ini
Untuk tanah air tercinta,
Indonesia. . .

Darahmu seperti keringat yang bertumpahan
Jiwa ragamu, kau perjuangkan
Demi sebuah Harapan. . .


Pahlawan,
Hanya Do'a yang bisa kami panjatkan
Untuk perjuangan yang kami Banggakan

Karenamulah Merdeka
Berkibar diantara sang saka
Di seluruh tanah air Indonesia

Semoga perjuangan jiwa raga
Yang telah tiada
Mengantarmu menuju Surga-Nya
Amiiiinnn....

Cipt : Adam Marzuki (@AdamMarzuki07)